hai shanghai

tempat sampah pun dari keramik

September kemarin saya bareng mama dan tante liburan ke Shanghai dan sekitarnya. Karena gak kepengen ribet, kami beli voucher city tour yang include hotel dan makan. Sebelum berangkat, kami udah cari info soal cuaca. Katanya sih panas, jadi kami ke sana cuman bawa kaos tipis biar gak gerah. Tapi begitu tiba di bandara Shanghai, kami langsung disambut angin kenceng yang dinginnya lumayan menusuk tulang. Ternyata kedatangan kami persis di buntutnya musim panas, namun di awal musim gugur. Nyesel deh gak bawa coat dan syal.

Sampai di hotel, kami bergegas mandi trus keluar cuci mata. Kami jalan kaki nyari tempat belanja (maklum perempuan hehe). Tempat pertama yang kami sambangi adalah People Square, lalu ke Nanjing Road. Hati-hati kalau belanja di sini! Kita harus pinter nawar senawar-nawarnya. Kalau gak niat beli, mending jangan nanya atau pegang barangnya, karena pramuniaganya kurang ramah. Dan kalau bicara juga harus hati-hati, karna beberapa pramuniaga ngerti bahasa Melayu (ternyata imigran dari Malaysia).

Selain belanja, kami juga berkunjung ke Museum Shanghai untuk menikmati koleksi benda kuno seperti stempel kerajaan, koin, keramik, furniture kayu dll. Malam harinya kami pergi nonton Era Show. Show akrobatik yang bener-bener spektakuler, gak bakal terlupakan dan bikin jantung mau copoottt. Bener-bener mau copot! Apalagi waktu adegan tujuh sepeda motor ngebut dalam satu sangkar (sayang gak boleh difoto dan difilm). Setelah puas nonton Era Show, kami pergi foto-foto di The Bund dan Oriental Pearl Tower.

celana praktisdemo unik ala orang Shanghaiakrobat show yg bikin jantung mau copot

Banyak pemandangan unik yang bisa dilihat di Shanghai. Contohnya nih, banyak orang jalan-jalan pakai piyama sambil gendong anjing kayak gendong bayi gitu. Ada juga beberapa nenek bawa cucunya jalan-jalan dengan celana sobek di bagian belakang. Katanya sih biar praktis kalau mau buang air. Di Shanghai kami juga lihat manula berdemo, karena tanah mereka dijadikan lahan parkir. Cara mereka demo unik banget. Mereka letakkan beberapa pispot dan duduk berjejer nutupi akses masuk tempat parkir sambil pukul-pukul kaleng dan ember.  Makanan di Shanghai juga gak kalah unik. Kami nyobain bakpao yang disedot, biji nangka rebus dan tahu busuk (tapi enak!).

bakpao dengan sedotan

Kota kedua yang kami datangi adalah Hangzhao. Kota ini terkenal akan keindahan danau Xihu, legenda ular putih (yang dulu filmnya sempet booming di Indonesia) dan juga teh hijau yang konon bisa bikin awet muda dan sehat. Memang kalau kami perhatiin, orang-orang sini jarang banget minum air putih. Kemana-mana mereka selalu bawa botol kaca isi teh hijau. Bahkan setelah makan pun selalu minum teh hijau. Karena jarang minum air putih, bisa kebayang gak sih betapa baunya toilet umum di sini hehehe. pemandangan di danau xihu

Selanjutnya, kami pindah ke kota Nanjing. Tiba di Nanjing kami langsung diajak naik ke atas jembatan legendaris untuk menikmati keindahan sungai Yangtze. Lalu kami pergi ke museum giok dan berkunjung ke tempat persemayaman Dr.Sun Yat Sen yang sangat besar dan elok di atas bukit.

pemandangan di sun yat sen mausoleum

Setelah itu kami ke Suzhou. Di Suzhou kami ngeliat kepompong ulat sutera dan cara produksi kain sutera. Sorenya kami naik perahu kayu menikmati matahari terbenam sambil ditemani petikan gitar dan alunan suara gadis Suzhou yang terkenal sangat halus. ulat sutera

Kota terakhir yang kami sambangi adalah Wuxi. Di Wuxi kami pergi ke tempat budidaya mutiara dari danau Taihu, lalu ke Wuxi Garden Area -yang dulunya adalah istana raja dan ke bukit ngelihat patung Budha supertinggi dan telapak tangan Budha yang supergede. Konon katanya kalau kita pegang tangan tersebut, keinginan kita bisa terwujud. Buddha Hand yg konon bisa mengabulkan keinginan kita
Malamnya lidah kami dimanja dengan

sajian berselera khas Wuxi, yaitu salad naga dan iga sapi. Hmmm liburan kali ini bikin mata dan perut kami bener-bener kenyang.

Hollywood Ngambek

Berita duka bagi para penggemar film bioskop, karena mulai 19 Februari 2011 ini, Motion Pictures Association (MPA) –organisasi yang mewakili perusahaan film asing di Indonesia berhenti mendistribusikan film-film Hollywood ke Indonesia.

Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan baru yang dinilai MPA tidak lazim, yaikni pajak bea masuk atas hak distribusi film impor.

“Ini semua bukan masalah uang, tapi masalah prinsip. Tidak ada satupun negara di dunia ini  yang menerapkan pajak bea masuk atas hak distribusi film impor. Ini terjadi hanya di Indonesia. Benar-benar tidak lazim!”. Kira-kira begitulah yang dituturkan Noorca Massardi, jubir 21 Cineplex kepada detikhot.

Entah mengapa pemerintah memberlakukan kebijakan semacam ini?!! Mungkin untuk menyelamatkan perfilman Indonesia??!! Tapi apa yang mau diselamatkan, bila film-film produksi dalam negeri banyak yang mengumbar hal-hal mistis dan sensualitas.

Actually, I am movie maniac. Hampir semua jenis film saya tonton. Saya juga suka film Indonesia, seperti Laskar Pelangi, Rumah Dara, Koper, Perempuan Punya Cerita, Banyu Biru, AADC, I Love You Om dan Mereka Bilang Saya Monyet.

Namun film Indonesia yang benar-benar berkualitas ya cuma sedikit itu saja, sisanya … hmmm sangat-sangat-sangat memprihatinkan.

Film terakhir yang saya tonton adalah “Arwah Goyang Karawang” . Jujur saja, saya nonton film itu karena saya capek mondar-mandir di Mall Kelapa Gading yang super besar.

And you know what, film yang dibintangi Jupe dan Depe itu banyak memamerkan payudara dan tarian erotis. Dan.. waow sepanjang film, entah berapa kali mereka melontarkan kata-kata “Lonte”, mungkin ada puluhan. Tapi jujur saja, film ini horornya lumayan “HOROR”!

Beda dengan film “Suster Keramas” yang katanya “HOROR” malah cenderung semi porno. Film ini menampilkan artis Jepang yang sepanjang film cuma bisa merintih seksi dan pamer paha. Adapula adegan sepasang suami istri yang memiliki kelainan seksual (ekshibisionisme).

Nah, pertanyaannya sekarang, apakah film-film seperti ini yang ingin diselamatkan pemerintah?

Sebaiknya pemerintah berpikir ulang sekali lagi. Bukannya saya pro produk luar, tapi faktanya film-film luar kebanyakan lebih berbobot dan mengandung pesan moral. Selain itu, special effect mereka sangat maju dan dapat menginspirasi anak bangsa.

Lagipula bila film Hollywood dihentikan,  bioskop bakal sepi, merugi dan akhirnya memPHK karyawan. Pengangguran pun bertambah banyak! Oh God, please help us…

Kick Andy nendang banget!

Akhirnya kemarin (6 Juni 2010) kesampaian juga aku nonton Kick Andy secara langsung. Sayangnya Andy F. Noya pakai topi, jadi rambutnya yg kribo itu tidak nampak ^_^

Kemarin Kick Andy dihelat secara off air di Gramedia Expo. Harga tiket masuk seminar 50 ribu rupiah. Mahal memang, tapi sebandinglah dengan apa yang bisa kita dapatkan 🙂

Seminar Kick Andy ini dipersembahkan oleh Forum Grafika Digital bekerja sama dengan Dyandra Event Organizer, didukung pula oleh Suara Surabaya dan Universitas Ciputra.

Acara diawali dengan persembahan khusus dari perkumpulan pengamen Taman Bungkul yang menyanyikan beberapa nomor cantik. Kemudian pada pukul 16.10 Andy datang dengan mengenakan kaos dan topi hitam. Narasumber yang diundang Andy harusnya ada lima orang, tapi sayang Mari Elka Pangestu (menteri perdagangan Indonesia) absen datang.

Tamu pertama Andy adalah Wahyu Aditya, seorang anak muda yang pada tahun 2007 dipilih British Council sebagai International Young Screen Entrepreneur of The Year karena sepak terjangnya dianggap berpengaruh kepada orang banyak. Adit -biasa Ia dipanggil, adalah seorang animator, pendiri Hello Motion, pengagas acara tahunan Hello Fest dan juga seorang seminar speaker handal.

Tamu kedua Andy adalah Bernhard Subiakto -seorang produser muda yang berkolaborasi dengan Hanung Bramantyo dalam film Menembus Impian. Selain berprofesi sebagai produser, Ia juga pendiri Octovate group yang berkecimpung dalam industri kreatif.

Tamu ketiga Andy adalah Azrul Ananda. Siapa yang tidak kenal dengan Azrul? Putra kandung Dahlan Iskan –Chairman Jawa Pos dan dirut PLN. Azrul yang kini menjabat sebagai Chief Operating Officer Jawa Pos bercerita bahwa, awal mula Deteksi muncul dikarenakan Ia boring membaca Jawa Pos yang “TUA”. Ia lalu menghire beberapa anak muda berusia 20an dan ber-IPK di atas rata-rata untuk bekerja secara paruh waktu. Mulanya, para pembaca memprotes keras munculnya Deteksi ini, karena mereka mengira bahwa kenaikan harga koran Jawa Pos dikarenakan adanya kolom Deteksi. Tapi Azrul bersikeras untuk meneruskan Deteksi.

Dan ternyata idealisme Azrul tersebut berbuah manis. Setelah 10 tahun Deteksi hadir, market share Jawa Pos yang dulunya hanya 40 something persen, kini naik menjadi 90 something persen. Selain Deteksi, Azrul juga menggagas DBL (Development Basketball League). Azrul lalu membangun arena DBL bertaraf internasional di depan Graha Pena (kantor pusat Jawa Pos). Dari DBL, kini Azrul juga merambah NBL (National Basketball League) yang merupakan titisan IBL (Indonesia Basketball League) yang merupakan liga bola basket tertinggi yang dikelola secara profesional di Indonesia. Melalui basket, Azrul ingin mengajak anak Indonesia menjadi anak yang mau bekerja keras dan bergaya hidup sehat.

Tamu keempat Andy adalah Ramaditya -seorang pemuda tuna netra yang sangat luar biasa. Gimana enggak luar biasa, Rama yang sejak lahir tidak bisa melihat ini adalah seorang penulis buku, wartawan media online, motivator dan game music composer yang bekerja untuk Nintendo Jepang. Luar biasa banget kan? Aku aja yang normal gini, ga punya kerjaan hik hik hik T_T Rama mendemonstrasikan bagaimana cara Ia mengcompose lagu untuk game Super Mario Bros Galaxy. Ternyata caranya adalah terlebih dulu Ia meminta script untuk menentukan tema lagu yang sesuai dan untuk menghafalkan gerak karakter tiap detiknya. Kemudian Rama meniup serulingnya untuk mencari nada-nada indah. Setelah itu, Rama mentransfer semua ide-idenya ke laptop yang sudah Ia instal dengan software screen reader, jadi komputernya bisa bersuara gitu. Menurut pengakuan Rama, dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan satu lagu. hmm, benar-benar butuh kesabaran dan kerja keras ya?! Salut untuk Rama!

Rama adalah tamu Andy yang terakhir. Namun di penghujung acara, Andy mengundang Bu Risma (calon walikota Surabaya –not the other) untuk maju ke atas pentas. Bu Risma mengatakan bahwa semua nara sumber yang diundang Andy sangat luar biasa dan memberikan banyak inspirasi. Benang merah yang bisa ditarik dari acara Kick Andy ini adalah nothing’s impossible, berani bermimpi dan jangan lupa untuk selalu bekerja keras!!!

Empat jempol untuk acara Kick Andy! Semua audiens tidak ada yang beranjak dari kursi masing-masing, semua betah duduk meski pantat panas. Bahkan, seharusnya nih acara selesai pukul 18.00, tapi diteruskan 1,5 jam karena semua audiens masih kerasan ^_^

“sukses adalah 1% jenius dan 99% keringat!” -Bill Gates Continue reading

JACKO IS DEAD

Michael Jackson is dead!

Begitulah headline yang tertera di semua media di seantero dunia hari ini!

Jacko –begitu Ia biasa disapa, lahir pada tanggal 29 Agustus 1958 di Gary Indiana dan wafat tanggal 25 Juni 2009 di Los Angeles. Menurut sumber berita, Ia wafat karena jantungnya tiba-tiba berhenti bekerja (cardiac arrest).

Jacko yang bersahabat baik dengan Elizabeth Taylor adalah anak ketujuh dari keluarga Jackson a.k.a keluarga entertain. Jacko memulai debutnya secara profesional di bidang musik pada usia 11 tahun sebagai salah seorang anggota dari Jackson 5. Salah satu favoritku adalah lagunya yang bertajuk BEN. jackson5

Jacko –sepanjang hidupnya banyak menorehkan prestasi dan juga kontroversi. Ia meraih banyak penghargaan, termasuk beberapa kali masuk Guinness World Records, berkat album Thriller-nya yang sangat laris manis. Selain itu Ia juga sempat meraih 13 Grammy Awards dan 13 buah single-nya menjadi hits. Ia juga merupakan salah satu pria paling terkenal di dunia dan dijuluki sebagai King of Pop. Semasa hidupnya Ia diakui sebagai legenda hidup, sejajar dengan John Lennon. Pada tahun 1984, nama Jacko diabadikan di walk of fame, Hollywood, berdampingan dengan nama-nama orang tenar lainnya.

Ia memiliki tarian Moonwalk yang sangat fenomenal. Ia juga dikenal sebagai salah seorang selebritis yang peduli dengan isu kemanusiaan. Dengar saja lagu-lagunya yang berjudul “You are not alone”, “Heal the world” dan “Black or White”. Waktu lagu Black or White lagi booming, aku pernah nonton Jacko diwawancarai di TV. Berikut cuplikannya…

Reporter: apa pesan yang ingin anda sampaikan dari lagu Black and White?

Jacko: lagu ini berpesan bahwa kita manusia itu sama, tidak perduli warna kulit kita putih atau hitam.

Reporter: lantas mengapa anda merubah kulit anda dari hitam menjadi putih?

Jacko: hmm.. grrr… @!%$^#$#

bwJacko memang gila-gilaan melakukan operasi plastik di sekujur tubuhnya. Ia yang notabene  adalah seorang African-American, berkulit hitam dan berambut keriting, malah merubah kulitnya menjadi putih dan berambut lurus. Efek samping dari obsesinya menjadi putih adalah Jacko terkena penyakit vitiligo atau kelainan pigmentasi pada kulit.

Pada tahun 1993, Jacko menikahi Lisa Marie Presley, puteri Elvis Presley –King of Rock n Roll. Banyak media berspekulasi, bahwa Jacko sengaja menikahi Lisa demi meredam isu sexual abuse allegation yang dituduhkan padanya. Memang pernikahan itu hanya bertahan dua tahun, namun setelah bercerai, mereka tetap berteman baik.lisa marie

Pada tahun 1997, Jacko menikah lagi dengan Debbie Rowe -seorang perawat dermatologi. Mereka pertama kali bertemu di pertengahan tahun 80-an, saat Jacko divonis menderita vitiligo. Rowe dengan telaten merawat Jacko dan banyak memberi dukungan moril. Lambat laun tercipta hubungan emosi yang kuat antar keduanya, dan akhirnya di tahun 1997 mereka menikah tanpa rencana. Namun pernikahan mereka tak bertahan lama. Pada tahun 1999, mereka memutuskan bercerai secara baik-baik.rowe

Dari buah pernikahannya dengan Rowe, Jacko memiliki seorang putra bernama Prince dan seorang putri bernama Paris. Pada tahun 2002, Jacko dianugerahi lagi oleh Tuhan –putra ketiga, yang Ia beri nama Blanket (nama yang aneh hehe). Tapi hingga kini, ibu biologis Blanket masih menjadi misteri. Jacko hanya mengatakan bahwa Blanket berasal dari inseminasi buatan (antara ibu pengganti dan sperma Jacko). November 2002, untuk pertama kalinya Jacko memperkenalkan Blanket kepada para wartawan dan fans yang menunggu kehadirannya di depan hotel di Berlin. Jacko berdiri di balkon lantai 4, sambil bercanda, Ia menggoyang-goyangkan baby Blanket di ketinggian. Esoknya para media mengkritisi tindakannya tersebut dan akhirnya Jacko mohon maaf atas kesilapannya yang ia sebut “terrible mistake”. blanket

Jacko beberapa kali dihadapkan ke meja hijau dengan berbagai tuduhan pelecehan sexual. Ia diduga menderita pedofilia dan suka menyodomi bocah lelaki. Perilaku menyimpangnya ini sering menjadi bulan-bulanan media, bahkan di video klip ”Just lose it” milik Eminem, ditampilkan sosok pria persis Jacko sedang duduk di ranjang bersama beberapa bocah lelaki.

Di awal tahun 2000an, Jacko memiliki banyak sekali hutang dan diisukan bangkrut.islam

Pada tahun 2008, Jacko meninggalkan kepercayaannya –saksi Jehovah dan beralih menjadi seorang Muslim. Ia mengucapkan kalimat syahadat di rumah seorang temannya di Los Angeles. Sejak menganut agama Islam, Ia sering tertangkap kamera menggunakan baju tradisional wanita Arab.

Ya begitulah serba-serbi tentang Jacko. Selamat jalan Jacko… YOU ARE NOT ALONE… because I’LL BE THERE to pray for you..

balada caleg gagal

failLucu dan juga sedih melihat berita di televisi tentang para caleg gagal (selanjutnya disingkat CG)

Yang lucu dulu ya..

  • CG menggembok pager sekolahan karna marah dan kecewa. “Huh, kalah kok ngambek?”
  • CG marah dan menutup jalanan desa dengan batang pohon, sehingga mengganggu pejalan kaki dan pengendara motor. “Dia kira tuh jalan punya nenek moyangnya kali ya”
  • CG menarik kembali karpet-karpet yg tadinya udah ia kasih ke ibu PKK. “Kentara ngasihnya ga ikhlas”
  • CG menarik kembali semen yg uda dihibahkan ke Mushola. “Ck ck ck memberi dengan pamrih yah kayak bgini nih”

Yang sedih..

  • CG memutuskan berkunjung ke kebun binatang guna melepas penat dan membuang stres. “Sepanjang musim kampanye, saya selalu berorasi di depan ribuan kepala manusia (simpatisannya). Saya bosan! Hari ini saya pengen melihat kepala monyet! Makanya saya ke kebun binatang”
  • CG mengalami depresi dan memutuskan untuk berkonsultasi ke psikiater.
  • CG menyendiri, mengunci diri di kamar dan mendadak ga isa berbicara. Ia dibawa ke paranormal oleh keluarganya.
  • CG terkena stroke, bahkan ada yg meninggal dunia, akibat serangan jantung!
  • CG hilang kendali, menabrakkan dirinya sendiri ke pohon.
  • CG terpukul jiwanya dan memutuskan utk gantung diri.

Ampun deh..

Kira-kira kenapa ya kok tuh para CG marah dan kecewa banget? Kayaknya sih gara-gara dana kampanye yg mereka keluarkan terlalu besar dan mereka juga berharap terlampau tinggi (denger2 kalo jadi anggota legislatif kan gaji ma tunjangannya gede banget!!)… Karna uang habis, harapan melayang, makanya mereka jadi seperti itu.

Maybe, awalnya mereka mau mencoba high risk, high gain! Ternyata yg ada malah high risk, high loss.. Kalo menurut opiniku, daripada uang dibuat modal jadi caleg, mending utk bisnis aja. Seperti buka stan jualan kentang goreng atau stan voucher atau depo air isi ulang. Kan lebih baik dan AMAN tentunya.

Ya semoga kisah tentang CG di atas memberi kita pelajaran, bahwa dalam sebuah kompetisi, tentu ada yg menang dan ada yg kalah. Terimalah kemenangan dengan bijak dan terimalah kekalahan dengan besar hati. Dan belajarlah utk selalu ikhlas bila sesuatu terjadi TIDAK SEPERTI YANG KITA HARAPKAN.

Oya saran saya, di pemilu selanjutnya, sebaiknya KPU menetapkan syarat baru utk menjadi seorang caleg, yakni:

  1. Berkampanye dengan HATI, bukan dengan DUIT
  2. Tidak memiliki penyakit jantung
  3. Harus kuat mental
  4. Bersedia kalah

perubahan sampoerna di tangan philip morris

Saat diakuisisi, HMS telah menjadi milik atau bagian dari PMI. Namun, kedua pihak ini masih membawa corporate culture mereka masing-masing yang sering perlu waktu cukup lama untuk melebur, apalagi ini adalah global acquisition. Faktor shock, anxiety, dan stress sering menghantui. Maka setelah akuisisi, tentu saja PMI melakukan beberapa perubahan untuk menyatukan budaya kedua perusahaan.

Transformasi Nilai Organisasi

LIFE HEALTH-QUITSMOKING 2 DEJika suatu organisasi bisnis berniat kuat melakukan perubahan menuju efisiensi dan efektifitas serta membangun kemampuan fleksibilitas yang tinggi, maka organisasi tersebut secara mendasar perlu menyesuaikan nilai-nilai organisasi yang lama dengan nilai-nilai organisasi yang baru yang cocok dengan kebutuhannya untuk berubah menjadi fleksibel, inovatif dan efisien.

Organisasi seperti HMS merupakan contoh sebuah perusahaan lokal yang membangun organisasinya menjadi setara dengan kelas global. Perjalanan panjang transformasi kultur dan penanaman nilai-nilai baru organisasi mereka telah mulai diletakkan landasannya pada tahun 1994 dan kini kita semua bisa menyaksikan betapa solid dan kuatnya pertumbuhan bisnis maupun praktek organisasinya. Terutama pasca akuisisi HMS oleh perusahaan multinasional PMI, di mana HMS kemudian meraih omzet sebesar Rp 29,55 triliun, laba bersih Rp 3,53 triliun pada tahun 2006 dan mulai menggeser dominasi Gudang Garam dalam merebut pangsa pasar industri rokok domestik.

Takut Pada Perubahan

Dalam konteks perusahaan publik, perpindahan kepemilikan saham bukan hal baru bagi HMS. Pergantian kepemilikan itu sebenarnya terjadi setiap saat. Pasar saham itu berjalan dari menit ke menit, pemegang sahamnya juga berganti setiap saat. Jadi, tidak ada yang istimewa dari transaksi penjualan saham keluarga Sampoerna ke pihak PMI. Tapi kali ini yang dijual adalah saham pendiri, sehingga hal ini menjadi sedemikian spesial dan signifikan.

Bagi sebagian besar karyawan HMS, sosok Putera Sampoerna tidak hanya sebatas pemimpin perusahaan, tapi juga sebagai orang tua yang layak dijadikan panutan. Transaksi penjualan seluruh saham keluarga Sampoerna yakni sebesar 98% kepada PMI dikhawatirkan akan merusak suasana harmonis yang selama ini telah tercipta. Hal yang dikhawatirkan manajemen HMS adalah menurunnya motivasi karyawan. Pasalnya, salah satu hal yang akan terbesit di benak orang ketika perusahaan multinasional mengakuisisi perusahaan lokal adalah efisiensi. Mereka khawatir akan ada pengurangan karyawan. (Ginting, Yos Adiguna, 2007).

Dengan menggunakan tangan dihasilkan 350 batang rokok/jam, sementara mesin mampu menghasilkan 8.000 batang/menit. Jadi, satu mesin kira-kira sama dengan 1.500 orang. Hal inilah yang cukup menakutkan karyawan HMS ketika pertama kali akuisisi. Mereka takut sekian puluh ribu orang diganti dengan 5-6 mesin.

Namun ketakutan karyawan ini dianulir oleh manajemen HMS. Manajemen HMS menekankan bahwa perusahaan akan selalu memberikan win-win solution. Hal ini dijelaskan oleh Putera Sampoerna kepada para petinggi HMS. Petinggi HMS langsung mengumpulkan jajarannya untuk menyampaikan informasi tersebut, kemudian bergulir ke bawah. Di sini dipakai model change agent, menyampaikan informasi mulai dari satu kelompok kecil, kemudian membesar dan terus membesar. Khusus kepada tukang linting, salah satu petinggi HMS langsung ke Surabaya menyampaikannya ke supervisor-supervisor.

Mempertahankan Yang Sudah Baik

Mempertahankan yang sudah baik merupakan cara tepat PMI dalam berinvestasi di Indonesia. Yakni tetap menjaga perasaan dan kebanggaan lokal, melibatkan masyarakat sekitar dalam pengembangan industrinya, dan padat karya.

  • Citra dan Nama Besar Sampoerna. Jika perusahaan multinasional praktis meleburkan nama atau mencantumkan nama besar mereka pada logo atau produk perusahaan yang diakuisisinya, PMI malah sebaliknya. Martin King, presiden direktur HMS menegaskan bahwa logo Sampoerna tetap dipertahankan, karena citra dan nama Sampoerna sudah besar. Hal ini tidaklah mengherankan. Karena saat PMI mengakuisisi 98% saham HMS, PMI membayar Rp 48T, padahal aset HMS hanya Rp 12T. Hal ini menunjukkan bahwa PMI sebenarnya membeli Brand Equity Sampoerna yang Well Known Brand. Selain itu, nama besar Sampoerna tetap dipertahankan, karena citra rokok kretek adalah milik Sampoerna, bukan milik PMI.
  • Padat Karya. Citra rokok kretek identik dengan padat karya. Lazimnya, bagi perusahaan multinasional, mesin merupakan pilihan cepat, efektif dan efisien ketimbang sebuah industri padat karya. Tapi PMI tidak berpikir untuk menggantikan tangan pelinting kretek dengan mesin. Apalagi diakui PMI bahwa sistem padat karya dan pola kemitraan memberikan banyak benefit, bahkan HMS pasca-akuisisi sudah menikmati pertumbuhan penjualan hingga 44 persen pada tahun 2005. Selain itu, Martin King juga tetap mempertahankan manajemen yang sudah ada di HMS. Martin King hanya membawa 14 anggota staf, termasuk dirinya. Semua anggota staf PMI melebur, larut ke dalam pola kerja dan sistem yang sudah tercipta di Sampoerna.

”Yang terpenting bagi PMI, adalah mengintegrasikan kelebihan sehingga mampu menghasilkan sinergi yang meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Citra dan kebanggaan akan merek dari satu cita rasa lokal tidak perlu diganggu, karena justru itulah yang kami dibeli. Kami datang untuk membeli harta karun ini. Jadi, jangan sampai kami merusaknya. Sebisa mungkin kami justru meningkatkan nilainya. Semakin meningkatkan apa yang sudah baik ini” (King, 2005).

Dampak Perubahan

Melepas Alfamart Sang Kekasih

Selain mengandalkan jaringan distribusi Panamas, HMS juga mengandalkan jaringan Alfamart. Dengan ribuan gerainya, HMS bisa menggunakan minimarket ini sebagai jalur distribusi dan alat promosi yang andal. Namun HMS sudah mengumumkan ke BEJ untuk melepas Alfamart. Padahal PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT) yang mengelola jaringan minimarket Alfamart mampu memberikan kontribusi yang cukup lumayan untuk HMS. Jaringan minimarket ini membukukan pendapatan yang lumayan besar setiap tahunnya dan kontribusinya menduduki peringkat ketiga setelah pabrik rokok dan distribusi.

Setelah melepas Alfamart, hubungan kemitraan HMS dengan Alfamart mulai terputus. HMS tak lagi memperoleh hak pemasangan overhead dispenser (OHD) –medium logo sponsor di gerai-gerai Alfamart. Logo yang dipasang justru Djarum dan Bentoel, dua pesaing HMS.

Hal ini memang sebuah perubahan dramatis. Pasalnya, berkembangnya jaringan Alfamart tak bisa dilepaskan dari jasa Putera Sampoerna. Sebaliknya, meraksasanya HMS juga tak bisa mengabaikan peran penting Djoko Susanto (selaku pemilik dan pendiri Alfamart perusahaan afiliasi HMS) yang amat berperan dalam membangun jaringan distribusi dan penjualan produk-produk HMS. Sebagai informasi, selama bertahun-tahun Djoko memimpin PT Panamas, distributor produk-produk HMS.

Djoko menjelaskan bahwa dirinya tak bisa lagi mempertahankan hubungannya dengan HMS, karena setelah diakuisisi oleh PMI, banyak kebijakan terhadap Alfamart yang diubah. Contohnya, jaringan minimarket Alfamart kini tak lagi mendapat hak eksklusif dalam menerima pasokan produk-produk HMS dan kuota yang diterimanya juga menyusut. Alfamart hanya menerima pasokan produk sepersepuluh dari pasokan biasanya. Alfamart merasa dirugikan karena jumlah produk yang dikirim tak dapat memenuhi kebutuhan. Padahal selama ini pihak Alfamart sangat lunak terhadap HMS, karena ada kedekatan emosional. Sayangnya kini kondisi itu sulit diperbaiki.

Putusnya hubungan Alfamart-HMS menginformasikan bahwa HMS sekarang memang benar-benar dikelola oleh tim manajemen baru.

Diet Baru ala HMS-PMI

Saat ini, ada sekitar 31 perusahaan yang bernaung di bawah HMS. Menurut data Bursa Efek Surabaya, 18 di antaranya masih terkait dengan bisnis inti. Sisanya merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari jasa perdagangan, teknologi informasi, investasi, properti, makanan dan minuman olahan, percetakan, hingga transportasi. Perusahaan-perusahaan inilah yang terancam dicoret dari portofolio Sampoerna. Boleh jadi, rencana pelepasan sejumlah anak Sampoerna itu dikarenakan kinerjanya tidak terlalu bersinar atau karena PMI ingin kembali ke bisnis inti.

  • PT Taman Dayu, perusahaan properti di Malang, Jawa Timur sejak berdiri pada tahun 1990 boleh dibilang masih merugi. Direksi PMI tampaknya sudah gerah melihat performancenya dan tersirat bakal melepas PT Taman Dayu.
  • PT Sampoerna Food Product Nusantara (di sektor pengolahan makanan dan minuman) dan PT Wahana Sampoerna (di sektor konstruksi) juga dihentikan.
  • PT Agasam, yang mengelola sejumlah restoran/kafe dan toko merchandise dengan label A Store™. Saat ini, toko yang berdiri sejak tahun 2003 itu sudah memiliki 8 cabang yang tersebar di Jakarta dan Surabaya. Berbagai pernak-pernik merchandise seperti kaus, topi, asbak, dompet, tas (semuanya berlogo huruf A) ada di sini. Menurut Gitardo Hardoyo, General Manager A Store™, untuk membangun satu toko ini dibutuhkan biaya investasi sebesar Rp 500 juta. Dengan penghasilan satu toko minimal Rp 200 juta per bulan, ia optimistis tahun ini seluruh toko tersebut sudah balik modal. Kendati kontribusi buat induk perusahaan sangat kecil, outlet ini sangat menguntungkan. Namun kemungkinan juga akan dilepas oleh PMI.
  • Di bidang perdagangan, HMS memiliki berbagai perusahaan investasi di berbagai negara, antara lain Bursa Tobacco Corporation, Sampoerna Investment Corporation, Vinasa Investment Corporation, dan Sampoerna Latin America yang seluruhnya berpusat di British Virgin Islands yang mungkin juga akan dilepas.

knapa philip meminang sampoerna dengan mas kawin sedemikian besar?

Kali ini secara khusus saya membahas faktor-faktor yang mendorong Philip Morris Internasional/Philip Morris Indonesia (selanjutnya disingkat PMI) dalam strategi globalisasinya mengakuisisi HMS dengan harga yang amat mahal. Sekaligus guna menjawab apa sebenarnya tujuan akuisisi tersebut.marlboro_masters_2002_03

Secara umum, pembahasan saya ini juga menganalisis dan menjabarkan secara lugas mengenai strategi corporate dan global HMS/PMI.

Aliansi

HMS menjalin aliansi strategis dengan PMI. Chief Financial Officer Sampoerna Salman Hameed mengatakan adanya persetujuan membuka sinergi dan akan menguntungkan HMS. Ada lima transaksi usaha antara HMS dan perusahaan induk PMI atau perusahaan afiliasi. Transaksi itu meliputi bidang distribusi, penyediaan barang, penyediaan jasa, lisensi, dan pembiayaan.

Di bidang distribusi, HMS bisa menunjuk atau ditunjuk sebagai distributor noneksklusif produk atau merek tertentu. Sedangkan transaksi penyediaan barang memungkinkan perusahaan mengadakan atau menyediakan mesin, suku cadang, dan bahan baku.

Selain itu, HMS memperoleh lisensi untuk memproduksi atau mendistribusikan produk atau merek PMI di wilayah tertentu di luar Indonesia. Perusahaan juga dapat membuat perjanjian peminjaman atau meminjamkan dan perjanjian pengelolaan kas dengan perusahaan rokok asal Amerika itu.

Aliansi kerja sama ini merupakan kelanjutan dari masuknya PMI sebagai pemilik 98 persen saham Sampoerna.

PMI Perluas Bisnis Rokok Kretek di Indonesia

PMI memperluas bisnisnya pada rokok kretek. Strategi ini sebagai upaya memperkuat pangsa pasar di Indonesia yang 92 persen adalah konsumen rokok kretek. Dengan akuisisi, PMI dan HMS akan menguasai paling sedikit 25 pangsa pasar rokok di Indonesia. Secara volume dan pangsa pasar kedua perusahaan ini menjadi terbesar kedua di Indonesia. Sementara khusus untuk rokok putih PMI sudah menguasai 50 persen pangsa pasar yang ada. Fokus yang akan dilakukan PMI yaitu menggarap pasar Indonesia. Namun tidak tertutup kemungkinan mengembangkan produk-produk yang ada untuk menembus pasar luar negeri seperti Cina, Vietnam dan Malaysia, karena ketiga negara tersebut hampir mempunyai kesamaan pangsa pasar sehingga nantinya Indonesia menjadi basis rokok kretek.

Akuisisi

Akuisisi adalah alat bagi perusahaan untuk meningkatkan jangkauan global dan daya saingnya. Melalui akuisisi, PMI dapat memiliki competitive advantage melalui:

  • Meningkatkan kekuatan pasar. Di mana dengan mengakuisisi HMS yang merupakan pemain besar di Indonesia yang sehat dan tangguh maka akan memberikan nilai dan membuat PMI dapat semakin menguasai pasar rokok global.
  • Menghindari biaya dari pengembangan produk baru. Dengan akuisisi, PMI langsung memiliki manajemen, pabrik, jalur distribusi, pemasok dan sumber daya manusia yang memiliki kompeten.
  • Meningkatkan kecepatan memasuki pasar dan melewati entry barriers. Karena sudah memiliki akses menuju pasar, segala perijinan dan regulasi, serta brand equity. Tinggal meneruskan yang sudah ada.

marlboro-apAda dua fase pada akuisisi yaitu pra akuisisi dan post akuisisi. Pra akuisisi berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yaitu bagaimana perusahaan menentukan pilihan, menilai dan bernegosiasi dalam membuat perjanjian-perjanjian dengan mitra usahanya. Pada taraf ini, menyusun strategi dan penilaian menyeluruh terhadap calon mitra usaha amat penting (finansial, kultural, fiskal, sekuriti, politik, ekonomi, tingkat pendidikan dasar dan lain-lain).

Post akuisisi terdiri dari dua tahap yang berurutan yaitu transition management dan strategic consolidation dalam rangka mengintegrasikan dua perusahaan yang melakukan akuisisi. Tahap transisi merupakan hal yang kritikal karena berkaitan dengan konteks organisasional dan emosional. Sedangkan tahap konsolidasi berkaitan dengan penciptaan trust pada kedua pihak supaya integrasi dapat berjalan dengan baik.

Perlu dicermati bahwa akuisisi hanya dapat dibenarkan apabila nilai dari dua perusahaan yang bergabung atau pengakuisisian itu dinilai dapat menimbulkan sinergi (1 + 1 > 2). Sinergi antara PMI dan HMS menjadikan konsolidasi industri rokok dan menjadikan perusahaan rokok tersebut sebagai kekuatan yang diperhitungkan. Meskipun terjadi pengalihan kepemilikan dari investor domestik pada investor asing namun karena perusahaan rokok tersebut telah dikelola dengan baik maka proses peralihan tidak menimbulkan gejolak. “Baik investor domestik maupun investor asing memiliki visi dan misi yang sama untuk tetap menjadikan Sampoerna sebagai pemimpin pasar khususnya jenis rokok putih.”

Alasan PMI Mengakuisisi HMS

Menurut Darmadi, sulitnya mengorbitkan merek baru karena karakter pasar di Indonesia semakin tersegmentasi. Alhasil, para pemasar makin sulit karena promosi tak seefektif dulu lagi. Ujung-ujungnya, mengorbitkan produk baru jadi lebih sulit dibanding dulu. Hal senada dikemukakan konsultan dan praktisi pemasaran Jahja B. Sunaryo dari Direxion Consulting, yang melihat perusahaan global memilih akuisisi merek lokal yang bagus demi memperpendek time to market. “Dengan demikian, waktu yang dihabiskan untuk brand building lebih pendek sehingga lebih efisien.”

Buat pemain global, merintis bisnis sendiri dari nol di Indonesia merupakan hal riskan. Tak heran PMI perusahaan rokok kaliber dunia lebih memilih mengakuisisi merek HMS yang sangat kuat di Indonesia. “kretek is very very much local (business).”

Dari sisi keuangan pun agaknya strategi akuisisi layak dipilih. Di awal kelihatannya lebih mahal, tapi secara keseluruhan lebih murah dan efektif. PMI bisa beli satu merek bagus, dan uang sisanya lebih baik untuk menggenjot promosi agar kinerja mereknya lebih bagus lagi. Selain itu, membeli merek yang sudah jadi juga dinilai sebagai langkah tepat untuk mempertahankan profitabilitas. Ini sangat penting bagi perusahaan publik, sebab mereka dituntut terus mempertahankan tingkat profitabilitas di mata para pemegang saham.

PR Manager HMS Yudi Richard Hakim, mengatakan, PMI membeli saham HMS dengan tujuan untuk menduniakan rokok kretek, karenanya tidak akan menghentikan produksi rokok kretek, bahkan akan memperbesar produksi rokok kretek. PMI juga tidak akan memindahkan pabriknya ke luar negeri, juga kantor pusatnya tetap di Indonesia. Tidak akan dialihkan ke luar negeri.” Sebagai pemegang saham baru, PMI tertarik membeli saham HMS karena mengetahui manajemen HMS sangat solid. “Manajemen akan dipertahankan, selain itu, PMI berani membeli dengan harga mahal, karena memiliki tenaga kerja yang besar.”

Alasan lainnya, karena HMS telah memiliki brand equity, finansial sehat dalam arti tidak sedang terlilit hutang, memiliki budaya perusahaan yang baik, karyawannya kompeten, sistem informasinya terintegrasi dengan baik, dan lain sebagainya.

Analisis Industri Rokok Nasional 2007-2008

Daya tarik dalam suatu industri akan mengundang pemain untuk terjun dan mencari keuntungan. Besarnya tingkat profitabilitas yang diharapkan dari suatu industri mempengaruhi banyaknya pemain dan intensitas persaingan antar pemain dalam industri tersebut.

Salah satu cara untuk mengetahui level profitabilitas yang diharapkan dari industri tertentu adalah menggunakan Porter’s Five Forces Model of Industry. Lima kekuatan yang dalam industri tersebut adalah: rivalry among existing firms, threats of substitute products of services, bargaining power of buyers, bargaining power of suppliers dan threats of new entrants.

Rivalry among existing firms

Persaingan dalam industri dibentuk oleh pemain yang ada dan intensitasnya ditentukan oleh banyaknya jumlah pemain. Jumlah pemain dalam industri rokok cukup banyak, namun industri ini didominasi oleh HMS, Gudang Garam, Djarum, PMI, BAT Indonesia dan Bentoel. Dengan komposisi tersebut, intensitas persaingan secara langsung terjadi pada pemain dominan dimana masing-masing berupaya untuk meraih posisi market leader. Menurut majalah SWA, pertumbuhan industri rokok sebesar -0,3% th 2006; 1,9% th 2007; dan diramalkan 28% th 2008. (Suryadi, 2008)swot6

Faktor persaingan berbanding terbalik dengan profitabilitas. Saat persaingan semakin besar, maka profitabilitas semakin kecil, karenanya pemain butuh usaha ekstra keras untuk meningkatkan product differences dan brand identity.

Threat of new entrants

Untuk memasuki pasar rokok nasional, harus diperhatikan adanya economics of scale, proprietary product differences, brand identity, capital requirement, access to distribution, absolutes cost advantages, proprietary learning curve, access to necessary input, government policy dan expected retaliation. Sehingga pemain baru berskala kecil dan tidak memiliki modal yang cukup besar, akan kesusahan masuk ke dalam industri rokok.

Bargaining power of buyers

Kekuatan pembeli dalam suatu industri dipengaruhi oleh banyaknya pembeli dan besarnya pembelian individu, standarisasi produk dan kemampuan pembeli untuk memproduksi sendiri. Pada industri rokok, kekuatan pembeli secara individual tidak cukup besar untuk mempengaruhi industri, namun pembeli secara bersama-sama menentukan trend produk yang harus dipenuhi oleh produsen rokok. Tetapi dalam industri rokok, kekuatan pembeli tidak terlalu mengancam, karena rokok adalah masalah taste. Jika konsumen sudah suka dengan taste suatu rokok, maka Ia akan susah pindah ke lain hati.

Threats of substitute products of service

Salah satu ancaman dalam industri rokok kretek adalah tingwe atau tembakau shag (iris). Orang Jogjakarta umumnya tahu istilah tingwe, kependekan dari linting dewe, yaitu kegiatan meracik atau melinting sendiri tembakau untuk kemudian diisap. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang jaman dulu tatkala rokok dengan kemasan seperti zaman sekarang belum jadi industri.

Sejak beberapa tahun belakangan tembakau untuk keperluan tingwe ini mulai marak, terutama di Jogjakarta. Penggemarnya bukan lagi kalangan orang tua, justru para anak muda. Yang dicari agaknya adalah sensasi meramu sendiri tembakau itu. Plus keasyikan melintingnya menjadi bentuk yang benar-benar personalized, sesuai keinginan si individu, ditambah lagi sebagai semacam nostalgia ke zaman dahulu kala.

Kini di Jakarta, warung atau toko yang menjajakan tembakau tingwe pun mulai dapat ditemukan di sejumlah kawasan. Ada yang berupa tempat kongkow-kongkow, ada juga yang mirip toko manisan dengan stoples-stoples besar berjajar di rak-raknya.

Tingwe bermain di strategi low cost, maka harganya murah meriah. ”Sekarang ini jaman prihatin. Harga-harga naik, daya beli menurun. Keuangan keluarga harus dihemat. Sementara kebutuhan merokok tidak mungkin distop. Nah, Tingwe bisa jadi solusinya. Bisa hemat sampai 60%.”

Harga rokok tingwe berkisar dari Rp 13 ribu-15 ribu per 60 batang atau rata-rata Rp 200-250 per batang. Bandingkan dengan harga rokok standar yang umumnya sudah dua kali atau bahkan tiga kali lebih mahal. Rasa rokok tingwe tak kalah dengan rokok bermerek, karena tingwe ini memang dihasilkan oleh produsen-produsen rokok berpengalaman dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bedanya produsen ini bergerak secara rumahan. Kertas lintingnya sendiri sangat persis dengan rokok-rokok kemasan standar. Baik yang kretek maupun non kretek. Tak mengherankan bila nama-nama produk rokok tingwe ini mirip dengan merek rokok ternama. Misalnya ada yang dinamai Malioboro (plesetan Marlboro), Samsuri dan Samsi (plesetan dari Dji Sam Soe), Mail (plesetan dari Mild) dan sebagainya.

Dari tahun ke tahun permintaan rokok terus meningkat. Tahun 1985 permintaan rokok baru 100 miliar batang. Pada tahun 2005 sudah 220 miliar batang. Perokok pemula di Indonesia tumbuh paling pesat sedunia yakni 44% usia 10-19 tahun dan 37% usia 20-29 tahun. Bisnis rokok pun meraksasa. Tetapi harganya pun turut naik seiring dengan makin banyaknya beban yang ditanggung korporasi produsennya, mulai dari biaya iklan, distribusi hingga cukai. Dengan demikian, rokok tingwe jadi alternatif, karena menjanjikan penghematan.

Dari sisi konsumen, harganya jelas jauh lebih murah, sementara rasa dan kemasannya tak jauh berbeda dengan rokok kemasan. Dari sudut produsen, tembakau untuk tingwe ini bisa hadir dengan harga miring karena aneka biaya sudah dipangkas. Mulai dari biaya linting, biaya overhead pabrik, biaya kemasan, biaya iklan, biaya distribusi, biaya administrasi, biaya umum dan lain-lain. Perjalanan tembakau dipersingkat. Setelah tembakau diracik dan dikenakan cukai, tembakau tidak dilinting, dikemas dan diedarkan oleh pabrik rokok, tapi langsung dihadirkan ke konsumen untuk dilinting sendiri melalui jaringan warung tembakau rokok tingwe. Membuat tingwe sangat gampang, modalnya tembakau paper, filter, lem dan alat linting. Sementara rasa dan modelnya bisa diatur sesuai selera, malah bisa pakai filter juga.

Produsen tingwe bisa industri rumahan bisa juga pabrik. Tembakau lintingan buatan pabrik menjumpai konsumen dalam berbagai merek. Tembakau mole khas Tasikmalaya misalnya dikenal lewat merek Cap Apel dan Bunga Matahari. Sementara tembakau Jawa lewat Harum 78, Countrymen dan lain-lain. Semuanya dikemas dengan rapi, rata-rata beratnya 50-60 gram. Ada juga yang dijual dalam kemasan kiloan.

Menurut majalah SWA, peta pemain di industri ini amat beragam. Mulai dari kelas rumahan, industri kecil sampai yang besar. Menurut catatan Gabungan Pengusaha Tembakau Iris Indonesia (Gaptindo), saat ini pemain terbesar di industri ini adalah Sriwijaya milik Soehono SW Candra yang berbasis di Surabaya. Perusahaan ini menguasai sekitar 50% pasar bisnis ini. Kemudian disusul ITIC yang berpusat di Malang, Nyata LTD yang berbasis di Surabaya, Harum Sari Kencana milik Kosasih di Solo, Putra Djaya Tarumartani, Puri Pandan, Sumber Ampenan dan Kali Jernih Rothman. swot7

Peran Pemerintah Dalam Menentukan Profitabilitas Industri

Porter’s Five Forces Model of Industry disempurnakan oleh Oster yang berpendapat bahwa analisis Michael Porter hanya mengungkapkan peran pemerintah secara eksplisit. Padahal menurut Oster, regulasi pemerintah bisa memiliki efek dramatis dalam sebuah industri.

  1. Undang-undang yang mengatur pengendalian tembakau: adanya penetapan cukai produk tembakau paling sedikit 65 persen dari harga penjualan (pasal 27), peraturan pelabelan (pasal 25) dan peraturan iklan dan promosi rokok secara langsung dan tidak langsung kini dilarang (pasal 34 ayat 1) yang diberlakukan bagi media cetak elektronik dan media lainnya (ayat 2).
  2. Perda No. 2/2005 tentang pengendalian udara, bahasa halus untuk larangan merokok di tempat-tempat umum, yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan kini Surabaya mulai memberlakukan peraturan serupa.
  3. Pemerintah terus menggenjot penerimaan dari cukai. Hal itu dilakukan lewat penambahan komponen pungutan cukai per rokok. Selain itu Pemerintah juga mengenakan tarif tambahan. Kebijakan-kebijakan tersebut dirasa memberatkan produsen rokok.

Selain pemerintah, terdapat pula peran institusi yang dapat mempengaruhi profitabilitas dalam industri. Seperti:

  1. Warga Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
  2. Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dianggap perangkat hukum untuk melindungi bahaya yang diakibatkan oleh tembakau. Konvensi ini sudah ditandatangani oleh 168 anggota WHO dan diratifikasi oleh 68 negara. Indonesia sendiri sebenarnya merupakan negara yang terlibat aktif dalam menyusun FCTC. Tapi ironisnya, Indonesia justru tidak bersedia menandatanganinya. YLKI mengisyaratkan, apabila dalam satu bulan mendatang pemerintah tidak meratifikasi konvensi FCTC maka akan diajukan gugatan class action.

why Putera sold his Sampoerna?

18 Maret 2005 (1 + 8 = 9) Putera Sampoerna menjual 98% atau mayoritas saham HMS senilai Rp 48 Triliun ke PMI. Jumlah saham perusahaan yang dilego sebanyak 1.753.200.000 lembar (1 + 7 + 5 + 3 + 2 = 18, di mana 1 + 8 = 9). Meski terkesan mendadak, ada cerita menarik di balik penjualan itu.

“Memerlukan waktu sekitar 90 hari untuk sampai pada penutupan transaksi jual beli,” kata David Davies, senior vice president corporate affairs Philip Morris International, induk Philip Morris Indonesia, seperti dikutip Kompas.

Tindakan melepas seluruh saham itu tentu sangat mengejutan. Sebab, saat itu HMS sedang berkembang dan pemiliknya tidak dalam kesulitan keuangan. Bahkan kinerja HMS (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp 15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang.

Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Tidak ada jawaban yang pasti.

Tanya Kenapa #1 Mengapa Putera Sampoerna menjual HMS?

So, aku lakukan analisis SWOT..

Faktor Internal (Strenght): Posisi merek yang mantap; Tim manajemen yang kuat; Penentuan harga yg efektif; Dukungan pemasaran yang terarah (iklan); Program distribusi wilayah yang terfokus; Pemahaman Sampoerna yang mendalam tentang bisnis rokok kretek di Indonesia; Mempunyai Corporate Social Responsibility (CSR) yang tinggi; Memiliki modal yang kuat; Culture yang baik.

Faktor Internal (Weakness): Biaya operasional naik, yaitu minyak tanah sebagai bahan bakar untuk alat pengering naik.

Faktor Eksternal (Opportunities): Ekonomi Indonesia sedang tumbuh; Lapangan kerja baru telah banyak tercipta bisa menaikkan daya beli konsumen; Indonesia Negara konsumsi rokok terbesar ke-5 di dunia.

Faktor Eksternal (Threats): Aturan makin ketat seperti UU melarang iklan rokok dan merokok di tempat umum; Cukai makin mahal,; Adanya tariff tambahan; Kota-kota besar menuju bebas rokok (Sydney, Uni Eropa, Amerika, Jakarta, Hongkong); Tidak bisa mengharapkan pasar ekspor karena adanya kebijakan pemerintah di luar negeri untuk membatasi pasar rokok; Ancaman dari YLKI, WITT dan WHO; Semakin banyaknya edukasi tentang bahaya merokok “kanker”; Melemahnya daya beli masyarakat akibat naiknya harga BBM.

Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa HMS memiliki banyak kekuatan, tapi untuk jangka panjang industri rokok tampak kurang berprospek akibat banyaknya ancaman dari lingkungan luar. Grand strategy HMS adalah kombinasi yakni melakukan unrelated diversification dengan masuk ke bisnis lain dan melepas kerajaan rokoknya.a1

Putera menjual HMS karena industri rokok diprediksi mulai terbenam. Menurut catatan Adrian Rusmana, kepala peneliti BNI Securities, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan pendapatan perusahaan rokok di Bursa Efek Jakarta (BEJ) berada di bawah level 10%. Akan tetapi, untunglah, saham perusahaan rokok masih diminati investor asing. Hal itu karena likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. “Kalau kapitalisasi pasar dan likuiditasnya berkurang, saya kira saham perusahaan rokok tidak akan populer lagi,” kata Adrian. Namun, semua kondisi tadi membuat bisnis rokok sejatinya sudah tak bisa lari ke mana-mana lagi, alias sudah mentok. “Ini industri yang mulai terbenam. Maka, tak mengherankan jika sejumlah pemilik perusahaan rokok memilih mengembangkan usahanya di luar bisnis rokok.”

b1Mengapa Putera rela menjual HMS? Hal yang paling kasat mata karena tawaran cash-nya cukup menggiurkan alias harga premium. “Banyak yang pertimbangannya ingin dapat uang segera. Mumpung ada yang menawar mahal dan dapat gain besar, why not!” Mungkin ada yang bilang ini pikiran jangka pendek. Toh harus diingat, tawaran bagus belum tentu datang dua kali.

Bila ditilik dari mitos angka 9 yang sangat dipercaya oleh keluarga Sampoerna, bisa jadi keluarga Sampoerna juga percaya pada mitos ”kekayaan tidak akan bertahan hingga tiga turunan”. Karena saat HMS dijual, HMS sedang di bawah kepemimpinan Michael Sampoerna (generasi ke-4, cicit Liem Seeng Tee). Bila dipikir secara logis, pada generasi ke dua, harta masih dibagi hanya untuk ”beberapa” anak dan keluarganya, turun ke generasi ke tiga, harta dibagi ke ”berbagai” anak, keluarga dan turunannya. Turun ke generasi ke empat, harta mulai dibagi ke berbagai anak, turunan, dan turunannya. Semakin banyak anggota keluarga dan keturunan, semakin besar potensi terjadi pertikaian dan perebutan harta keluarga yang terjadi. Namun kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam kondisi internal keluarga Sampoerna. b

Tanya Kenapa #2 Visi apa yang terlihat Putera Sampoerna di masa depan?

Putera hanya mengatakan bahwa Ia melihat masa depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang dan Ia ingin menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kreatif dan revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur.

Ihwal kebangkitan Sampoerna ditandai dengan pembelian Gedung Menara Danamon senilai US$77 juta dari konsorsium Victoria atau Grup Panin. Gedung kembar di Jl. Jend. Sudirman Kav. 45 (4 + 5 = 9), Jakarta Selatan ini bak markas besar Sampoerna. Dari gedung yang kini dinamai Sampoerna Strategic Square inilah semua bisnis baru Grup Sampoerna dikendalikan. Sampoerna mendedikasikan 1,5 hektar lahan untuk dijadikan taman, menjadikan Sampoerna Strategic Square satu-satunya gedung perkantoran di Jakarta dengan taman terluas dan paling peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Mengambil alih 40% saham PT Sumber Graha Sejahtera (SGS), sebuah perusahaan yang bergerak di bisnis kehutanan, kontraktor, pengelolaan gedung, dan perdagangan umum. Akuisisi senilai US$50 juta atau sekitar Rp450 miliar ini dilakukan melalui Three Six Nine Ltd. (369 Ltd.), sebuah special purpose vehicle (SPV). 369 Ltd. (3 + 6 + 9 = 18 = 1 + 8 = 9). merupakan kendaraan investasi keluarga Sampoerna yang didirikan di Republik Seychelles tanggal 5 Januari 2006.

Salah satu pilar bisnis SGS adalah PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. (SULI) dengan kepemilikan sebesar 27,45%. Namun, upaya Sampoerna menguasai SULI tak berhenti sampai di situ. Sejak penghujung 2006 mereka secara agresif memborong 16,77% saham SULI, lagi-lagi lewat SPV-nya, yakni AC Singapore. Melalui dua cara inilah Sampoerna menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan beraset Rp1,45 triliun itu.

PT Sampoerna Agro Tbk. (dulunya bernama PT Selapan Jaya), sebuah perusahaan perkebunan sawit di Palembang ini diakuisisi pada 26 Januari 2007.

Perkebunan tebu dan membangun pabrik etanol di Jawa Timur, bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI). Di proyek ini, Sampoerna disebut-sebut berinvestasi US$60 juta, sedangkan PTPN XI US$20 juta.

Di Singapura Sampoerna berkiprah lewat Transmarco Pte. Ltd. Perusahaan yang bergerak di sejumlah bidang industri ini dikelola langsung oleh putra sulung Putera, Jonathan Sampoerna. Selain menjadi distributor perlengkapan telekomunikasi, Transmarco juga bergerak di bidang ritel dan properti. Perusahaan ini dibangun sebagai flagship untuk operasional bisnis di kawasan regional. Transmarco sebenarnya bukan bisnis baru Sampoerna. Perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa saham Singapura ini diakuisisi sejak Agustus 1996. Saat ini kepemilikan Sampoerna di Transmarco mencapai 72% (7 + 2 = 9).Merambah bisnis perjudian dengan mengakuisisi Les Ambassadeurs Casino (Les A) senilai 115 juta poundsterling. Mereka juga mengakuisisi Mansion, sebuah situs judi online.

Sampoerna Capital Pte. Ltd. di Singapura, membeli 20,2% saham Harel Insurance Investment Ltd. Harel yang dikendalikan keluarga Hamburger ini merupakan perusahaan asuransi yang berpusat di Israel.

Momen PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) melantai di Bursa Efek Jakarta (BEJ) benar-benar pas. Perusahaan perkebunan milik keluarga Putera Sampoerna itu listing di bursa saat harga minyak sawit mentah (CPO) sedang menanjak. Keputusan berbisnis perkebunan, terutama tebu dinilai sangat tepat, karena selama ini 40% gula di Indonesia masih diimpor dari luar negeri, padahal sebenarnya Indonesia kaya akan hasil bumi. Pengamat ekonomi

Faisal Basri mengatakan, bisnis-bisnis yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) tahun depan diprediksi akan tertekan. Sementara sektor-sektor usaha pertanian dan perkebunan seperti CPO, karet, kopi, kopra dan kakao (coklat) diyakini cukup memiliki prospek dan akan menjadi primadona pada tahun 2008. Fadhil Hasan, pengamat ekonomi Indef, menambahkan bahwa sektor bisnis yang relatif aman adalah sektor pertanian, perkebunan, komunikasi dan keuangan. Sedangkan pengamat ekonomi Institute of Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, sektor telekomunikasi tumbuh 12 persen tahun 2007 dan tahun 2008 akan naik lagi. swot5

Putera juga menjajaki Bisnis Telekomunikasi, yaitu dengan mengenalkan brand Ceria melalui bendera PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). STI punya target yang tak main-main dalam memasarkan layanan telepon tetap nirkabel Ceria. Sampai akhir 2007, STI menargetkan Ceria hadir di seluruh Indonesia. Hal ini diungkapkan Teddy D.S. Putra, Manager Institutional Ceria, pada Seminar CDMA Exhibition 2006, di Jakarta Convention Center. Sampai saat ini, Ceria yang beroperasi pada frekuensi 450 MHz, baru hadir di pelosok Lampung, Bali dan Lombok. Produk ini membidik masyarakat menengah ke bawah, yang selama ini belum terjamah layanan telekomunikasi. Di mana strategi yang dipakai adalah bermain dari ujung dulu, ke tempat di mana pelosok yang tidak terjamah oleh infrastruktur. Jadi dari desa mengepung ke kota. Dijelaskan Teddy, daerah pinggiran justru dipilih untuk memudahkan berkembang. “Kalau awalnya bermain di kota besar seperti Jakarta, untuk pemain baru seperti kita mungkin bisa keinjek-injek.”

Daerah selanjutnya yang akan segera dapat menikmati layanan Ceria adalah kawasan Sumatera Selatan, Jambi, Riau dan Pekanbaru. Target penyebaran ke seluruh Indonesia pada tahun 2007, menurut Teddy memang tidak mudah untuk dicapai mengingat biaya yang sangat besar, serta faktor perijinan dan birokrasi yang cukup rumit. Meski begitu, Teddy menekankan bahwa faktor dana tidak menjadi hambatan utama untuk mewujudkan targetnya.

Strategi lain yang digunakan STI dalam memasarkan Ceria adalah dengan memakai endorsmen Dewi Persik yang sangat dikenal oleh rakyat Indonesia dari kota hingga desa lewat dangdut-nya. Selain itu, STI juga menetapkan harga efektif yang tentu saja murah dan terjangkau bagi warga desa dan pelosok.

Summary

Putera Sampoerna adalah pemimpin yang mampu melihat jauh ke depan. Ia melihat bahwa ke depannya, asap rokok kian menipis. Maka Putera Sampoerna mulai mengalihkan kemudi bisnisnya ke arah agroindustri, infrastruktur dan telekomunikasi. Diliriknya agroindustri, karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan.

La Prospective

~~ Bonjour ~~

Dalam literatur di Inggris, istilah la prospective tidak begitu dikenal.Walau demikian, istilah ini secara luas digunakan di Perancis dan negara-negara Latin. Analisis la prospective dianggap lebih baik daripada teknik forecasting, karena forecasting banyak terdapat kesalahan, seperti estimasi berlebih dari laju perubahan (teknologi) dan meremehkan faktor-faktor inersial, inheren (struktur dan perilaku).

Pendekatan la prospective digunakan untuk menghadapi problem-problem yang ada baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena sifat utama dari pendekatan la prospective adalah tidak melihat masa depan sebagai kelanjutan dari masa lampau semata, tetapi lebih sebagai akibat dari keinginan dari barbagai macam pelaku atau orang dan batasan-batasan yang diakibatkan oleh lingkungan.

Sifat utama pendekatan la prospective adalah menciptakan alternatif dalam merencanakan masa depan dan kemudian memilah alternatif mana yang kira-kira memberi kemungkinan maksimum, itulah yang menjadi pilihan untuk dikerjakan.

mgodet_1Konsep dan ide la prospective yang mengintegrasikan antisipasi dan perencanaan tindakan dicetuskan oleh Profesor Michel Godet (Godet). Dengan berorientasi cross-national, Godet memberikan kontribusi yang unik bagi literatur manajemen dan future studies. Godet sendiri adalah seorang ahli matematik dan statistik. Godet menjadi direktur di beberapa departemen seperti The Conservatoire National des Arts et Métiers (CNAM), Chaire de Prospective industrielle and co-director of the Laboratoire d’Investigation en Prospective, Stratégie et Organisation (Lipsor). Beberapa karya Godet yang mengangkat topik pendidikan, pekerja dan demografi telah mendapatkan penghargaan secara luas di masyarakat.

Ide dasar tentang la prospective adalah bahwa apa yang akan terjadi di kemudian hari, akan lahir dari interaksi antar berbagai pelaku kini dan rencana-rencana (Godet 1989:48). Ada empat sikap dalam menanggapi masa depan yaitu passice, re-active, pre-active (anticipacing changes) dan pro-active (provoking changes). Dalam menghadapi langkah perubahan yang bertambah cepat, ketidakpastian masa depan, dan meningkatnya kompleksitas fenomena dan interaksi, antifatalistik, maka sikap preactive dan proactive sangat penting. La prospective mengacu pada pendekatan preactive dan proactive, di mana Godet dan Roubelat (1996:1) mengatakan bahwa ‘Mereka yang mengatakan bahwa masa depan akan terjadi demikian atau begitu adalah bohong, karena masa depan selalu sedang dibangun sekarang, bukan sesuatu yang telah tertulis dan akan terjadi seperti yang tertulis itu. Tidak! Masa depan sedang dibangun sekarang maka perlu preaktif dan proaktif. Masa depan bukan sesuatu yang telah pasti’.

Pernyataan di atas sejalan dengan pemikiran Maurice Blonde (filsuf dan teolog Perancis, 1861-1949) yang menyatakan bahwa ‘the future cannot be forecast, it is prepared’. Pernyatan ini menunjukkan pemikiran bahwa tidak ada yang sudah ditentukan sejak awal, tetapi dipersiapkan sejak awal. Di mana konsep predestinatio –nasib sudah ditentukan oleh Tuhan Allah ditolak dalam pemikiran ‘the future must be prepared’. Manusia (entah individu dan atau komunal) sendirilah yang menentukan masa depannya, la prospektif sangat sejalan dengan ini.

La prospective juga berdiri pada pemikiran masa depan yang awalnya dikembangkan oleh Gaston Berger (filsuf Perancis). Kata ‘prospective’ digunakan untuk menunjukkan kebutuhan dari sikap yang berorientasi pada masa depan. Sikap itu meliputi: to look far away melihat jauh ke depan; to look breadthwise melihat secara luas dan melakukan interaksi; to look in depth melihat sungguh-sungguh ke dalamannya dan menemukan faktor-faktor dan tren yang sangat penting; to take risks mengambil resiko karena jauh di depan akan terjadi perubahan tak terduga; dan to take care of the mankind menjaga manusia. (Godet dan Roubelat, 1996:1)

a2Ide dalam la prospective dikonseptualisasikan dengan menggunakan suatu alat yang cukup sederhana dan rasional yaitu “the greek triangle”. Gambar the greek triangle menunjukkan bahwa konsep la prospective terdiri dari tiga komponen, yaitu pikiran prospektif (antisipasi), mobilisasi kolektif (apropriasi, contohnya motivasi untuk bertindak) dan kehendak strategis (tindakan). Dari gambar tampak bahwa Greek Triangle berangkat dari antisipasi bisa langsung menuju tindakan. Namun, menurut Godet, Durance dan Gerber (2006:16), untuk sukses, jalan masuk dari pikiran ke tindakan harus melewati apropriasi.

Proses peramalan dengan teknik la prospective menggunakan skenario. Skenario adalah suatu deskripsi dengan mengasumsikan campur tangan beberapa kejadian atau kondisi kunci yang mana akan mengambil tempat di antara waktu dari situasi sekarang dan waktu di mana skenario dibuat. Kata ‘skenario’ biasa digunakan dalam cara untuk membatasi sekumpulan hipotesis penting. Dua tipe utama dari skenario adalah eksplorasi dan normatif. Eksplorasi adalah mengekstrapolasi tren masa lalu dan masa sekarang yang mana akan menuntun ke masa depan yang memungkinkan. Skenario ini objektif dan value-neutral. Sedangkan normatif (juga disebut anticipatory) adalah membangun skenario berdasarkan imej alternatif dari masa depan yang diinginkan atau ditakuti, dan memahami retrospektif. Skenario ini subjektif dan value-laden (dibebani nilai). Tahap penting dari metode skenario adalah mengidentifikasi variabel kunci (hasil dari analisis struktural), menganalisis saling pengaruh dari aktor-aktor yang terlibat dalam rangka untuk menunjukkan pertanyaan kunci tentang masa depan dan mengurangi ketidakpastian di sekitar pertanyaan kunci dan mengeluarkan skenario yang paling mungkin.

Proses peramalan dengan teknik la prospective dijabarkan dalam the generic prospective process model. god

Pertama-tama dan yang paling mendasar adalah kita harus memformulasikan terlebih dahulu masalah atau pertanyaan stratejik atas fenomena.

Kemudian langkah selanjutnya adalah memahami past dan present, yang terdiri dari mengidentifikasi aktor utama yang ada dalam scene, mengenali faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap situasi yang terjadi sekarang, mengidentifikasi karakteristik isu-isu kunci yang ada sekarang, dan memahami interaksi antara aktor dan faktor.

Langkah ketiga adalah melakukan eksplorasi terhadap masa depan dengan cara mengidentifikasi faktor atau kekuatan yang menggerakkan perubahan, menentukan isu-isu utama dan tren yang membentuk masa depan, mengklarifikasi tingkatan dampak yang kuat yang menimbulkan perubahan dan derajat ketidakpastian, mendirikan logika skenario dan menciptakan cerita skenario berbeda.

Langkah keempat adalah mengembangkan visi masa depan yang paling diharapkan dengan cara membangkitkan ide-ide dari apa yang diharapkan dan menyepakati visi yang diinginkan di masa depan, dibagikan kepada semua stakeholder, lalu membentuk perkumpulan.

Langkah terakhir adalah pemberian rekomendasi dan saran-saran untuk mengimplementasikan visi, yakni dengan cara menggerakkan proposal kebijakan dan saran-saran untuk tindakan, mengembangkan indicator untuk mengukur kemajuan, mengidentifikasi beberapa orang yang bertanggung jawab untuk bertindak dan mengembangkan system umpan balik dan mekanisme untuk merevisi visi dan untuk menggerakkan saran-saran baru yang bertujuan untuk merespon kondisi yang terus berubah.

Skenario dibangun pertama-tama dengan melihat variabel internal, yakni saat membatasi sistem, dipersiapkan satu daftar lengkap dari kemungkinan variabel-variabel yang harus diambil sebagai bahan pertimbangan, secara kuantitatif maupun kualitatif. Sehingga menyediakan keseluruhan visi dari sistem yang sedang dipelajari dan lingkungannya. Dengan cara ini, dikembangkan definisi akurat yang masuk akal dari sistem. Dengan maksud untuk mencapai hasil, sejumlah metode digunakan, mulai dari interviu, seminar, brainstorming, checklist-building dan lain sebagainya. Hingga satu dari daftar variabel yang menampakkan karakteristik sistem dibangun, dan kemudian satu dari daftar variabel itu dibagi menjadi dua grup, yakni variabel internal yang mencirikan fenomena dan variabel eksternal yang mencirikan penjelasan umum.

Pencarian faktor penentu yang terpenting dari sistem dan parameter yang diimplementasikan dari pemeriksaan dari efek langsung dan tidak langsung variabel lingkungan secara umum (variabel eksternal) atau variabel yang mencirikan fenomena yang sedang dipelajari (variabel internal). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis struktural.

Analisis struktural seringkali digunakan, karena ia merupakan suatu alat yang bernilai. Analisis struktural mendemonstrasikan hirarki variabel (kekuatan penggerak dan ketergantungan). Menyoroti beberapa variabel merupakan intuisi awal dan menimbulkan pertanyaan mengenai variabel lain. Hal ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik mengenai struktur sistem.

Analisis eksplanatori membawa grup-grup variabel kunci sebagaimana diidentifikasi oleh analisis struktural. Hal ini meliputi analisis retrospektif dan analisis masa sekarang dari situasi aktor. Retrospektif menghindari penekanan berlebihan pada situasi sekarang, penyesuain ulang dari penyimpangan studi dengan faktor-faktor konjunctural. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi mekanisme dan aktor utama yang memiliki pengaruh dalam mengembangkan sistem di masa lalu, dan juga melepaskan pandangan pada faktor invarian dalam sistem dan tren utama.

Menganalisis situasi masa kini juga mengidentifikasi seed of change di dalam pergerakan variabel kunci, sebagaimana strategi-strategi aktor di balik pergerakan ini. Pada akhirnya, analisis diambil menjadi pertimbangan bukan hanya dari data yang bisa diukur, tapi juga parameter kualitatif yakni dalam konteks ekonomi, sosiologikal, politikal, ekologikal dan lain sebagainya. Pada akhir tahap database, hasil dari analisis ini adalah identifikasi dari strategi-strategi aktor. Pemain utama menuju konfrontasi antar intensi aktor dan pengembangan sebagai hasil dari keseimbangan kekuatan di antara mereka, yang mana menentukan masa depan. Ini menyediakan sintesis (dalam bentuk tabel) dari analisis pengembangan terdahulu dan situasi sekarang.

metod-skenar1Dari penjelasan di atas dan berdasarkan gambar “metode scenario” dapat dikatakan bahwa untuk mengidentifikasi pertanyaan kunci masa depan adalah dengan menggunakan analisis structural dengan “MICMAC method“. Untuk menganalisis peran aktor adalah dengan “MACTOR method“. Untuk mengidentifikasi skenario yang paling beralasan, berdasarkan variabel kunci untuk masa depan adalah dengan menggunakan “SMIC-PROB-EXPERT method“. Untuk mengeksplorasi bidang dari kemungkinan-kemungkinan yang ada berdasarkan skenario adalah dengan analisis morphological atau “MORPHOL method“. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan stratejik dan menentukan strategi alternatif dengan “MULTIPOL method“.

Aplikasi la prospective menggunakan skenario yang bisa diaplikasikan secara efektif di berbagai subyek, terutama dalam penilaian isu yang kompleks dan memiliki sifat ketidakpastian. Proses ini dapat digunakan pada sebuah isu ataupun permasalahan yang melibatkan beberapa isu yang saling berhubungan dari berbagai bidang seperti sektor publik, sektor privat, komunitas dan voluntary sectors, industri, akademia, perencanaan lokal dan regional. Ruang lingkup aplikasi la prospective tidak dibatasi untuk skala besar maupun kecil seperti skala global, nasional, urban region, kota, distrik, lingkungan, bahkan dapat diterapkan untuk skala proyek yang spesifik.

Salah satu contoh, sebuah penelitian oleh J.A. Schuster dari University of Colorado (UC) pada tahun 2001, yang berjudul Application of the Scenario Planning Process – A Case Study: The Technical Information Department (TID) at the Lawrence Livermore National Laboratory (LLNL) mengaplikasikan teknik la prospective sebagai scenario planning. Penelitian Schuster mengemukakan bahwa selama beberapa generasi, teknologi dalam bidang publishing berpusat pada offset lithography, typesetting and photography. Tetapi saat ini perkembangan dunia publishing menggunakan teknologi World Wide Web—Internet publishing dengan tingkat perubahan teknologi yang cepat dan adanya ketergantungan pada komputer dan jaringan. Dengan demikian diperlukan metodologi untuk membuat perencanaan masa depan di bidang Internet publishing. Metolodogi yang disarankan adalah scenario planning, karena akan sangat membantu pengambilan keputusan saat ini berdasarkan identifikasi possible and plausible scenarios di masa yang akan datang. Analisis scenario planning dilakukan dalam delapan tahap, dengan mempertimbangkan viabilitas, kelayakan ekonomis dan kualitas ketika dibandingkan dengan metode perencanaan lain:

  1. Langkah 1: Mengidentifikasi isu penting, yaitu pendapatan TID beberapa tahun terakhir menurun. Apa yang harus dilakukan TID untuk dapat bertahan sebagai perusahaan publishing.
  2. Langkah 2: Apa saja faktor kunci di lingkungan internal yang mempengaruhi isu tersebut?
  3. Langkah 3: Apa saja faktor kunci di lingkungan eksternal yang mempengaruhi isu tersebut? Apa yang terjadi jika proyek Department of Energy (DOE) dibatalkan atau UC tidak memperpanjang kontrak kerja dengan LLNL?
  4. Langkah 4: Memberi peringkat “paling penting” dan “paling tidak pasti” terhadap faktor internal dan eksternal tersebut.
  5. Langkah 5: Memilih skenario logis berdasarkan peringkat sehingga membentuk matriks berikut:
  6. Langkah 6: Menggunakan faktor pada langkah 2 dan 3 untuk menganalisis skenario dan membuat narasi untuk setiap skenario sehingga bisa membuat visi tentang peristiwa yang akan terjadi di setiap skenario
  7. Langkah 7: Kembali pada isu yang dicetuskan langkah 1. Apa yang harus dilakukan TID sebagai persiapan menghadapi setiap skenario. Adakah persiapan yang sama untuk lebih dari 1 skenario?
  8. Langkah 8: Memilih leading indicators dan tanda untuk menunjukkan bahwa salah satu skenario mulai terbuka sehingga dapat dilakukan persiapan. Apakah ada debat yang terjadi di kongres dimana hasilnya berpengaruh terhadap LLNL? Apakah dewan direksi UC berpikiran untuk tidak memperpanjang kontrak kerja?

aaKesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa LLNL bisa bergerak masuk ke dalam bisnis telekomunikasi di bidang Internet publishing dan memiliki kesempatan sukses yang baik.

SUMMARY: Meskipun dunia berubah, namun arah perubahannya tidak menentu. Dan la prospective tidak bermaksud mengklaim bisa menentukan ketidakpastian itu dengan prediksinya. Namun la prospective bertujuan mereduksi atau mengurangi sejauh dimungkinkan dan membuat keputusan-keputusan berdasarkan hipotesis-hipotesis tentang masa depan, serta memberi penerangan tentang pilihan-pilihan yang harus dilakukan sekarang untuk menyongsong masa depan. Ramalan yang baik bukan berarti yang harus terealisasi, tetapi yang mampu membimbing tindakan sehingga terhindar dari bahaya dan menuju pada tujuan yang diinginkan. ~~ Merci Beaucoup ~~

Referensi

  1. Da Silva, Rodrigo Carlana; Denis Lima Balaguer. 2006. Toward a Technological Prospective Method for Highly-Regulated Markets: Some Conceptual Contribution from The Studies of Science and Technology and Decision Theory. Seville: Second International Seminar on Future-Oriented Technology.
  2. Godet, Michel. 1994. From Anticipation to Action: A Handbook of Strategic Prospective. Perancis: UNESCO
  3. Godet, Michel dan Fabrice Roubelat. 1996. Creating the future : The Use and Misuse of Scenarios. Published in Long Range Planning Vol. 29, n°2, pp. 164-171.
  4. Godet, Michel., Philippe Durance dan Adam Gerber. 2006. La Prospective: Problems and Methods.
  5. Propp, Tilo; Arie Rip. TA NanoNed Working Paper No. 1. Assessment Tools for the Management of New and Emerging Science and Technology:State-of-the-Art and Research Gaps. Netherlands: University of Twente.
  6. Ratcliffe, John., Ela Krawczyk dan Ruth Kelly. 2006. Future-Oriented Technology Analysis and the City: Imagineering Sustainable Urban Development.
  7. Schuster. J.A. 2001. Application of the Scenario Planning Process – A Case Study: The Technical Information Department at the Lawrence Livermore National Laboratory. Masters Thesis. University of Colorado.
  8. www.cnam.fr/lipsor/eng, diakses 20 Juni 2008, pk 20:00